Nama : Dendi Setiawan
Npm : 19212152
Kelas : 1EA28
Tinjauan
umum pandangan dunia teknologi komunikasi didalam kehidupan budaya
Teknologi komunikasi dewasa ini sangat berkembang pesat dalam satu dekade ini. Kita sebagai salah satu generasi muda yang memahami perkembangan teknologi seharusnya bisa membuat teknologi komunikasi menjadi sangat bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.
Teknologi komunikasi sangat bermanfaat untuk masyarakat, sekarang masyarakat sudah tidak bersusah payah lagi dalam mengetahui apa yang terjadi di sekitar. Karena semua berita sudah tersaji di dalam televisi, radio, internet, danhandphone. Pengaruh teknologi komunikasi dalam kehidupan berbudaya seperti dua mata pisau, di satu sisi bermanfaat di sisi lainnya merugikan. Jika kita bijak dalam menggunakan teknologi komunikasi maka teknologi ini akan bermanfaat, tetapi teknologi komunikasi bisa juga merugikan apabila orang yang menggunakannya tidak punya pola pikir yang tepat dan tidak bijaksana. Contohnya Teknologi komunikasi dapat berguna sebagai alat untuk meminimalisir bencana. Ketika dulu akan terjadi gunung meletus budaya /kebiasaan masyarakat hanya mengandalkan tanda-tanda alam. Kini dengan kemajuan teknologi komunikasi masyarakat sudah dapat mengantisipasi semua sebelum bencana datang. Dengan adanya sms peringatan bencana, berita di televisi dan radio, dan juga satelit radar ,ini adalah Nilai positif teknologi komunikasi di dalam kehidupan budaya. Ada juga nilai negatifnya yaitu Ketika teknologi komunikasi jatuh ke tangan masyarakat yang punya itikad jahat dalam menggunakan teknologi komunikasi , maka teknologi tersebut juga bisa malah menjadi hal yang jahat, sebagai contoh ketika layanan sms malah di jadikan penipuan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Mama minta pulsa yang sedang trend saat ini. Berita yang saya dapat dari beberapa sumber akhirnya pelaku penipuan tertangkap dan salah seorangnya adalah mahasiswa, sungguh ironi seorang generasi muda yang seharusnya melakukan pembelajaran kepada masyarakat, malah melakukan penipuan.
Adapun dampak tayangan televisi
akan membentuk gaya hidup dalam masyarakat yang mengusung budaya baru, dimana
media dapat ciptakan gaya hidup sebagai cerminan budaya populer. Tanpa disadari
industri media khususnya televisi telah memberikan banyak pengaruh pada
manusia, Televisi mampu menggiring alam pikiran manusia hingga pada akhirnya
bisa merubah pola hidup, baik yang positif dan negatif di tengah-tengah
kehidupan manusia. Segala macam apa yang ditayangkan televisi akan berdampak
pada psikologi manusia yang mempunyai kecenderungan untuk meniru apa saja dari
pengalaman mereka lihat, dan korbannya pun tanpa pandang bulu dibuatnya,
siapapun sasarannya entah anak-anak, remaja, eksekutif muda ataupun orang tua
sekalipun, semua bisa terjebak dalam ikatannya. Jika tidak ada pengontrolan
yang terarah terhadap sepak terjang televisi dari pihak berwenang di negeri
ini, maka kekhawatiran dari banyak pihak akan dampak dari penayangan program
acara hasil ciptaan ala kadarnya itu pada masyarakat luas. “Berbagai macam
realitas sosial tersebut telah menimbulkan sejumlah pandangan optimistik dan
pesimistik di kalangan para ahli media dalam menanggapi tentang pengaruh media
di dalam masyarakat. Pandangan ini melahirkan asumsi bahwa pengaruh tayangan
dari industri media televisi akan mempunyai dampak sisi negatif dan sisi
positifnya, namun sebagai manusia yang beradab tentunya fungsi pengontrolan itu
setidaknya menurunkan sisi negatifnya seminimal mungkin. Tanpa terasa dampak
tayangan dari televisi kini sudah mulai nampak di hadapan kita, bahkan tidak
hanya nampak saja, akan tetapi sudah merasuk secara dalam dan menyatu dengan
diri kita. Betapa tidak kalau kita amati mutu program dari beberapa stasiun
televisi, belakangan ini konsep program acara yang dibuatnya terkesan kurang
mendidik, sehingga menimbulkan pengaruh yang cukup besar terutama pada kalangan
remaja dan anak-anak. Ditemukannya suatu fakta dewasa ini telah banyak
perubahan pola hidup masyarakat yang semakin meningkat intensitasnya ke arah
konsumtif, glamour, kehidupan seks bebas, telah tumbuh subur di lingkungan
remaja perkotaan, bahkan kini telah mengepidemi sampai ke pelosok pedesaan
melalui penyebarannya dengan bantuan jaringan media dan teknologi satelit
komunikasi. Kenyataan ini menjelaskan bahwa Ideologi yang disebar luaskan lewat
tayangan televisi, adalah melalui sistem kekuasaan. Dengan kekuasan media yang
ada dalam genggamannya, maka ideologi yang ditanam lewat tayangan tersebut
dapat terserap dengan sendirinya bersamaan dengan penangkapan pesan yang
dikomunikasikan kepada masyarakat hingga masyarakat menjadi korbannya atas
penyerapan dari tayangannya sebagai representatif dari budaya populer yang di
bawa oleh televisi tersebut. Bagi Industri media televisi, tentunya sudah tidak
asing lagi menciptakan perangkap acara yang di kemas secara menarik lewat beragam
program acara dengan pengkonstruksian nilai dan maknanya serta dilancarkan
secara terus-menerus dalam setiap serial komoditas, sehingga pemirsa begitu
tergila-gilanya mengikuti apa yang disuguhkan oleh industri media televisi yang
pengaksesannya bisa dilakukan kapan saja dengan secara gratis itu. Hal inilah
yang dikemukakan oleh Kaum Marxis “… nilai-nilai yang
menguntungkan orang-orang yang menjalankan masyarakat, tentang ide-ide yang
berkuasa sepanjang masa merupakan hasil dari ide orang yang berkuasa. Berbagai
macam gaya hidup telah direkonstruksi sedemikian rupa melalui beragam program
acara yang mencerminkan kebohongan publik itu, hingga pada akhirnya dapat
menimbulkan suatu kebohongan tersembunyi dan tanpa sadar telah menjadi bagian
dari realitas kehidupan yang sebenarnya. Suatu penanaman konsep ideologi ke
dalam format acara melalui teks-teks media dan makna-makna yang ada di dalamnya
serta praktik-praktik budaya telah melahirkan “kesadaran palsu” di dalam
persepsi pemirsa. Pola inilah sebagai bentuk keberhasilan konspirasi perkawinan
antara kapitalisme dengan budaya popular dalam memanpulasi kesadaran masyarakat
dengan kesadaran semu. kebudayaan industri merupakan satu bentuk dehumansasi
lewat kebudayaan.