Setangkai Adelwest Untuk Remon
Entah kenapa hari ini ku gelisah. Remon sahabatku mulai kambuh penyakitnya. Setiap hari dia selalu mengeluh sakit kepala yang sangat. Dan aku hanya bisa menangis dalam hati saat ia berteriak kesakitan. Dalam tidurku aku selalu bermimpi remon bisa seperti dahulu. Seperti remon yang ku kenal dia kuat ceria dan selalu tersenyum pada semua orang. Sudah 3 bulan terakhir ini remon selalu murung, mukanya pucat, tidak ada semangat untuk hidup aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi padanya. Suatu hari aku akan berangkat hiking kegunung gede. Sebelum aku berangkat aku menemui remon sahabatku. Aku bicara padanya “mon gue pergi ya doa’in gue” pintaku pada remon “ ia gue doa’in bro gue mau mau minta maaf ya kalau gue punya salah” jawab remon. “mang lo mau kemana si? Minta maaf segala” jawab aku. Sedikit berat meninggalkan remon dalam keadaan seperti itu. Ada banyak keganjilan yang menyelimuti hatiku saat aku harus pergi.
Tiga hari sudah berlalu aku pulang ke jakarta. Waktu aku sampai dipuncak gunung aku memikirkan remon. Dan ubutk oleh-oleh aku petikkan remon bunga adelwest/bunga abadi. Setelah aku sampai dirumah aku langsung masuk ke kamar dan istirahat.
Keesokan harinya aku mendatangi rumah remon sambil membawa bunga abadi yang kupetik untuknya. Sesampai dirumah remon aku bertemu orang tuanya namun aku tidak menemukan remon. Lalu tiba-tiba adik remon datang sambil menangis dan berkata “ kak remon sudah meninggal kak” seketika aku merasa waktu berhenti dan aku tidak bisa bergerak. Aku tidak percaya sahabat kecilku remon harus pergi secepat ini. Selamat tinggal kawan aku akan selalu mengenangmu bunga ini akan aku simpan sebagaimana kau simpan persahabatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar